Rabu, 02 Maret 2016

Tahu Bulat Kuliner Jualan

Kurang lebih seperti itulah lirik dari theme song penjual tahu bulat (spherical tofu). Biasanya, lewat di depan rumah saya (daerah Karangasem) jam 9-10 pagi. Kebetulan pas jam segitu saya lagi nangkring di depan laptop di kamar depan, sehingga saya jadi agak hafal liriknya. Pertama-tama sih biasa saja. Tapi lama-lama meracuni otak juga lagunya. Yah samalah seperti “theme song” lain, misalnya Susu Manis Nasional, anak kecil penjual roti bakar (yang pernah muncul di beberapa media berita online), penjual ikan, atau jasa sol sepatu.
Tahu bulat ini sendiri bukan hal baru bagi saya. Kayaknya dulu pas di Bandung atau Jakarta sering beli. Namun, baru kali ini saya menemui yang menggunakan pick up dan menyetel theme song tersebut.
Seperti lagunya, tahu bulat ini digoreng dadakan. Maksudnya, digoreng di atas pick up, sembari si pick up jalan. Harganya juga sama seperti dalam liriknya, 500-an. Mungkin ketika nanti terjadi inflasi, dan harganya naik, perlu mengaransemen liriknya.
Penampakan si tahu bulat ini kurang lebih seperti ini.
wp-1453591535604.jpg
Tahu bulat
Biasanya sih dikasih plastik untuk bungkusnya. Tetapi, berhubung digoreng dadakan, jadi si tahu masih panas, sehingga bisa melelehkan si plastik. Istri saya menyarankan untuk menggunakan mangkok sendiri saja, biar aman.
Sedangkan untuk penjualnya sendiri (dan pick up-nya) seperti ini.
wp-1453591575750.jpg
Pick up tahu bulat
Yah, kadang-kadang anak-anak kecil mengikuti dari belakang dengan sepeda mereka. Entah, mau beli atau mau bantuin nggoreng.
Oh iya, menurut saya, tahu bulat ini enak. Boleh dicoba lah kalau nemu di jalan. Biasanya ditaburi semacam cabe bubuk juga.

PS : Hahahaha, postingan macam apa ini.

5 Trik Supaya Uang di Kantong Tak Cepat Habis

Uang itu seperti gas, sangat cepat habis. Jika Anda hidup dengan terus menerus membayar tagihan, mungkin akan sulit mewujudkan impian yang telah direncanakan setahun terakhir.
Lantas bagaimanakah agar kita bisa menyisihkan penghasilan untuk bisa memiliki simpanan. Melansir lifehack.org, Selasa (1/3/2016), berikut ini cara menyimpan uang di kantong:

1. Pikir Seberapa Besar Anda Dibayar per Jam

Banyak orang memulai hari dengan membeli sepotong bagel dan segelas orange juiceatau secangkir kopi tiap harinya.
Padahal mayoritas orang hanya dibayar US$ 10 per jam. Kebiasaan inilah yang membuat orang menghabiskan uang tanpa sadar setiap hari kerja bahkan sebelum mereka mulai bekerja.

Jika Anda ingin menyimpan uang, hentikan kebiasaan tersebut. Tiap kali inginkan membeli sesuatu, pikirkan “Berapa jam saya harus bekerja untuk membayar semua ini?.” Jika memberatkan segera taruh barang tersebut kembali ke rak.

 2. Manfaatkan Barang dan Pengalaman

Jika Anda selalu menghabiskan US$ 3 untuk membeli kopi Starbucks, mungkin Anda akan terkejut jika dalam setahun bisa menghabiskan US$ 700 – US$ 1.000 per tahun untuk minuman yang bahkan habis dalam hitungan menit. Sebab itu mulailah kurangi membeli kopi di kedai. Dari yang tadinya setiap hari menjadi 2-3 kali seminggu.

3. Berpikir jika Akhiri Jam Kerja Lebih Awal Berarti Kehilangan Uang

Jika bos Anda menawarkan jam lembur, maka ambil lah daripada hanya menghabiskan malam sendiri di sofa rumah.
Jika honor lembur US$ 15 per jam dan Bos menawarkan honor berlipat, pikirlah kalau Anda bisa kehilangan US$ 60 hanya untuk menonton serial televisi kesukaan di rumah. Mungkin Anda tidak kehilangan uang tapi kehilangan potensi uang yang bisa dihasilkan.

 4. Belanjakan Uang Seperlunya

Uang itu tidak berarti sampai Anda memberi makna padanya. Jika Anda memiliki uang sejuta dolar di bank dan tidak tersentuh. Itu hanya berupa angka di komputer. Tapi jika Anda memiliki US$ 100 dan menghabiskannya bersama istri dengan makan malam bersama mungkin Anda juga akan membuat memori yang akan terus dikenang sampai nanti. Jadi belanjakan uang seperlunya dan buat tiap sen nya berarti.

5. Uang yang Disimpan Sama dengan yang Anda Hasilkan

Ubahlah pola pikir Anda dari "menyimpan US$ 500 dengan tidak membeli donat setiap hari, menjadi menghasilkan US$ 500 dengan tidak membeli donat”. Anda sama saja menghasilkan uang dari melepaskan kebiasaan buruk Anda. (Tia Asmara/Nrm)